Titrasi Argentometri


 

Komentar

  1. Dalam Jurnal yang saya temui dengan judul "Analisis Kadar Klorida, Amoniak Di Sumber Air Tanah Universitas Muhammadiyah Sumbar Padang" Pada metode Argentometri Mohr. , terlebih dahulu dilakukan pengujian pH sampel dimana sampel haruslah dalam kondisi netral, apabila sampel dalam keadaan asam maka ditambah Al(OH)3, sedangkan apabila dalam kondisi basa maka ditambahkan asam sulfat (H2SO4), mengapa harus ditambahkan pelarut ketika sampel tidak bersifat netral, apakah mempengaruhi hasil yang didapatkan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, hal tersebut akan mempengaruhi hasil yang didapatkan. Dari jurnal "ANALISIS KADAR KLORIDA AIR SUMUR SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SINGOJURUH BANYUWANGI DENGAN METODE TITRASI ARGENTOMETRI" ini dijelaskan bahwa larutan sampel hasil titrasi argentometri dengan metode Mohr ini harus netral (tidak asam maupun basa). Hal ini dikarenakan pada suasana basa akan terbentuk endapan AgOH (perak hidroksida) akibat ion hidroksida bereaksi dengan AgNO3, sedangkan endapan Ag2Cr2O4 (perak dikromat) pada suasana asam akan terbentuk. Sementara itu Metode Mohr ini memiliki prinsip yaitu dengan ditandai terbentuknya endapan putih AgCl. Akan tetapi, pada titik ekivalen pada percobaan ini didapatkan endapan berwarna merah bata keruh. Pada sampel air sumur, reaksi pengendapan AgCl sebelum titik akhir titrasi sulit diamati. Hal ini disebabkan karena terdapat ion klorida lain pada air sumur, yang mengakibatkan ion perak Ag+ telah habis mengendapkan ion Cl-. Oleh karena itu, pada titik ekivalen, ion Ag+ bereaksi dengan ion kromat CrO4- membentuk endapan yang berwarna merah bata dari Ag2CrO4. Karena itu sampel yang digunakan harus netral agar endapan yang terbentuk adalah AgCl.

      Hapus

Posting Komentar